Store

Rabu, 02 April 2014

Apa itu Toxoplasma?

Toxoplasma adalah infeksi yang disebabkan parasit bersel tunggal yang disebut Toxoplasma Gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui jenis hewan herbivora, karnivora, omnivora, makanan atau air yang sudah terkontaminasi. Bisa juga ditularkan dari hewan ke manusia. 

Menurut Dr. Liliane Grangeot-Keros, Pakar Imunologi Universite Paris Sud II dalam acara Briefing Media: Mewaspadai TORCH Saat Kehamilan di Hotel JW Marriot, Jakarta. Fakta menunjukkan penyebaran toxoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah, sayuran yang tidak dicuci dengan benar dan juga makanan tidak dimasak dengan sempurna. 

Penyakit ini bisa menular ke manusia akibat termakannya spora toxoplasma gondii. Misalnya makan daging mentah yang mengandung telur (ookista) toxoplasma atau sayuran yang terkontaminasi telur ini. Parasit ini sendiri bisa berbiak di semua mamalia, seperti ternak atau hewan peliharaan (anjing, kucing dan burung). Sayangnya infeksi toxoplasma ini di sebagian besar kasus tidak menunjukkan gejala yang jelas. Oleh karenanya pemeriksaan laboratorium semacam TORCH sangat dianjurkan sebelum memulai kehamilan, atau minimal di saat awal kehamilan. Bila ditemukan hasil positif, harus dilakukan terapi sampai sembuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan kehamilan.

"Pada binatang, toxoplasma bukan berasal dari bulunya tapi dari kotoran yang dikeluarkan, jadi bukan karena mencium-cium kucing. Dan risiko toxoplasma lebih besar dari anjing dibanding dari kucing," kata Yuditia Purwosunu, dari divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI di Jakarta.

Infeksi toxoplasma pada orang dewasa atau perempuan yang sedang hamil umumnya tidak menimbulkan gejala, kalaupun ada biasanya berupa meriang/demam ringan sehingga seseorang kadang tidak mengetahui jika bayi yang dikandungnya berisiko terinfeksi.

Pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh menurun atau rendah, maka infeksi toxoplasma bisa berakibat besar terhadap kematian dan kecacatan bayi yang dikandung.

Dr. Liliane Grangeot-Keros menuturkan jika parasit ini ditularkan ke bayi yang sedang dikandung maka bisa menyebabkan gangguan atau kelainan pada janin seperti keguguran spontan, bayi lahir dengan kerusakan mata atau otak yang parah atau bayi lahir dengan gangguan penglihatan.

Untuk itu, penting dilakukan skrining TORCH untuk mendeteksi toxoplasma, rubella, cytomegalovirus/CMV dan herpes simplex, khususnya saat trimester pertama kehamilan, saran Dr. Liliane Grangeot-Keros yang juga menjadi penasehat WHO untuk infeksi rubella.


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk upaya pencegahan, yaitu :
  • Hindari minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah matang.
  • Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci. Sebaiknya masak daging dengan matang. Yakinkan bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih berwarna kemerahan).
  • Cuci bersih/kupas buah-buahan dan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.
  • Hindari mengosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
  • Cuci kembali peralatan masak, alas memotong, piring, pisau serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah mengolah daging mentah.
  • Jangan sentuh mulut, hidung atau mata Anda ketika berkebun atau memasak daging mentah/sayuran yang masih kotor.
  • Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
  • Jika Anda memiliki hewan peliharaan, jangan biarkan ia berkeliaran di luar rumah yang memperbesar kemungkinan kontak dengan toxoplasma.
  • Beri makan hewan peliharaan Anda dengan makananan yang sudah dimasak dengan baik.
  • Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan hewan peliharaan Anda.
  • Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau hewan peliharaan.
  • Hindari air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber yang jelas aspek kebersihannya, jangan sembarangan.
  • Gunakan sarung tangan plastik jika Anda berkebun terutama jika terdapat luka pada tangan Anda.
  • Ambil vaksinasi TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum kehamilan. Bagi Anda yang baru menikah, jangan sampai terlewatkan program vaksinasi tersebut.

Sekitar 50% penularan infeksi toxoplasma terjadi karena memakan daging yang kurang matang (misalnya daging kambing atau sapi). Toxoplasma dapat bertahan hidup bila daging dipanaskan kurang dari 66 derajat celcius (Pada waktu Anda memasak sate kambing atau sapi, misalnya, pastikan bahwa daging bagian dalamnya juga sudah matang).

Sebenarnya sebagian besar orang telah terinfeksi parasit toxoplasma ini. Namun sebagian besar diantaranya telah membentuk kekebalan tubuh sehingga tidak berkembang, dan parasit terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran (kalsifikasi). Sehingga wanita hamil yang telah memiliki lgM negatif dan lgG positif berarti telah memiliki kekebalan dan tidak perlu khawatir terinfeksi. Sebaliknya yang memiliki lgM dan lgG negatif harus melakukan pemeriksaan secara terus-menerus setiap 3 bulan untuk mengetahui secara dini bila terjadi infeksi.

Bagaimana bila lgM dan lgG positif? Untuk ini disarankan melakukan pemeriksaan ulang. Bila ada peningkatan lgG yang signifikan, diduga timbul infeksi baru. Meski ini jarang terjadi, tetapi adakalanya terjadi. Untuk lebih memastikan akan dilakukan juga pemeriksaan lgA. Pemeriksaan bisa juga dilakukan dengan PCR, yaitu pemeriksaan laboratorium dari sejumlah kecil protein parasit ini yang diambil dari cairan ketuban atau darah janin yang kemudian digandakan.


Bila indikasi infeksi sudah pasti, yaitu lgM dan lgA positif, harus segera dilakukan penanganan sedini mungkin. Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian sulfa dan pirimethamin atau spiramycin dan clindamycin. Sulfa dan pirimethamin dapat menembus plasenta dengan baik sehingga dianjurkan untuk pengobatan pertama. Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan. Bahkan setelah persalinan akan dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila didapat lgM positif maka bisa dipakstikan bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya negatif sekalipun, tetap harus dilakukan pemeriksaan berkala sesudahnya. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu pengobatan dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin terinfeksi.

Sumber : Dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar