Toxoplasma
adalah infeksi yang disebabkan parasit bersel tunggal yang disebut Toxoplasma Gondii
yang penyebarannya bisa terjadi melalui jenis hewan herbivora, karnivora, omnivora,
makanan atau air yang sudah terkontaminasi. Bisa juga ditularkan dari hewan ke
manusia.
Menurut Dr.
Liliane Grangeot-Keros, Pakar Imunologi Universite Paris Sud II dalam acara
Briefing Media: Mewaspadai TORCH Saat Kehamilan di Hotel JW Marriot, Jakarta. Fakta
menunjukkan penyebaran toxoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah,
sayuran yang tidak dicuci dengan benar dan juga makanan tidak dimasak dengan
sempurna.
Penyakit ini
bisa menular ke manusia akibat termakannya spora toxoplasma gondii. Misalnya
makan daging mentah yang mengandung telur (ookista) toxoplasma atau sayuran
yang terkontaminasi telur ini. Parasit ini sendiri bisa berbiak di semua
mamalia, seperti ternak atau hewan peliharaan (anjing, kucing dan burung).
Sayangnya infeksi toxoplasma ini di sebagian besar kasus tidak menunjukkan
gejala yang jelas. Oleh karenanya pemeriksaan laboratorium semacam TORCH sangat
dianjurkan sebelum memulai kehamilan, atau minimal di saat awal kehamilan. Bila
ditemukan hasil positif, harus dilakukan terapi sampai sembuh terlebih dahulu
sebelum melanjutkan kehamilan.
"Pada
binatang, toxoplasma bukan berasal dari bulunya tapi dari kotoran yang
dikeluarkan, jadi bukan karena mencium-cium kucing. Dan risiko toxoplasma lebih
besar dari anjing dibanding dari kucing," kata Yuditia Purwosunu, dari
divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI di Jakarta.
Infeksi toxoplasma
pada orang dewasa atau perempuan yang sedang hamil umumnya tidak menimbulkan
gejala, kalaupun ada biasanya berupa meriang/demam ringan sehingga seseorang
kadang tidak mengetahui jika bayi yang dikandungnya berisiko terinfeksi.
Pada orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh menurun atau rendah, maka infeksi toxoplasma
bisa berakibat besar terhadap kematian dan kecacatan bayi yang dikandung.
Dr. Liliane Grangeot-Keros
menuturkan jika parasit ini ditularkan ke bayi yang sedang dikandung maka bisa
menyebabkan gangguan atau kelainan pada janin seperti keguguran spontan, bayi
lahir dengan kerusakan mata atau otak yang parah atau bayi lahir dengan
gangguan penglihatan.
Untuk itu,
penting dilakukan skrining TORCH untuk mendeteksi toxoplasma, rubella, cytomegalovirus/CMV
dan herpes simplex, khususnya saat trimester pertama kehamilan, saran Dr. Liliane Grangeot-Keros
yang juga menjadi penasehat WHO untuk infeksi rubella.
Hal-hal yang
dapat dilakukan untuk upaya pencegahan, yaitu :
- Hindari minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi, atau telur setengah matang.
- Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci. Sebaiknya masak daging dengan matang. Yakinkan bahwa daging telah masak seluruhnya (tidak ada lagi yang masih berwarna kemerahan).
- Cuci bersih/kupas buah-buahan dan sayuran-sayuran yang dimakan mentah.
- Hindari mengosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
- Cuci kembali peralatan masak, alas memotong, piring, pisau serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah mengolah daging mentah.
- Jangan sentuh mulut, hidung atau mata Anda ketika berkebun atau memasak daging mentah/sayuran yang masih kotor.
- Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
- Jika Anda memiliki hewan peliharaan, jangan biarkan ia berkeliaran di luar rumah yang memperbesar kemungkinan kontak dengan toxoplasma.
- Beri makan hewan peliharaan Anda dengan makananan yang sudah dimasak dengan baik.
- Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan hewan peliharaan Anda.
- Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau hewan peliharaan.
- Hindari air yang terkontaminasi. Minumlah dari sumber yang jelas aspek kebersihannya, jangan sembarangan.
- Gunakan sarung tangan plastik jika Anda berkebun terutama jika terdapat luka pada tangan Anda.
- Ambil vaksinasi TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalo dan herpes virus) sebelum kehamilan. Bagi Anda yang baru menikah, jangan sampai terlewatkan program vaksinasi tersebut.
Sekitar 50%
penularan infeksi toxoplasma terjadi karena memakan daging yang kurang matang
(misalnya daging kambing atau sapi). Toxoplasma dapat bertahan hidup bila
daging dipanaskan kurang dari 66 derajat celcius (Pada waktu Anda memasak sate
kambing atau sapi, misalnya, pastikan bahwa daging bagian dalamnya juga sudah
matang).
Sebenarnya
sebagian besar orang telah terinfeksi parasit toxoplasma ini. Namun sebagian
besar diantaranya telah membentuk kekebalan tubuh sehingga tidak berkembang,
dan parasit terbungkus dalam kista yang terbentuk dari kerak perkapuran
(kalsifikasi). Sehingga wanita hamil yang telah memiliki lgM negatif dan lgG
positif berarti telah memiliki kekebalan dan tidak perlu khawatir terinfeksi.
Sebaliknya yang memiliki lgM dan lgG negatif harus melakukan pemeriksaan secara
terus-menerus setiap 3 bulan untuk mengetahui secara dini bila terjadi infeksi.
Bagaimana bila
lgM dan lgG positif? Untuk ini disarankan melakukan pemeriksaan ulang. Bila
ada peningkatan lgG yang signifikan, diduga timbul infeksi baru. Meski ini
jarang terjadi, tetapi adakalanya terjadi. Untuk lebih memastikan akan
dilakukan juga pemeriksaan lgA. Pemeriksaan bisa juga dilakukan dengan PCR,
yaitu pemeriksaan laboratorium dari sejumlah kecil protein parasit ini yang
diambil dari cairan ketuban atau darah janin yang kemudian digandakan.
Bila indikasi
infeksi sudah pasti, yaitu lgM dan lgA positif, harus segera dilakukan
penanganan sedini mungkin. Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian sulfa dan
pirimethamin atau spiramycin dan clindamycin. Sulfa dan pirimethamin dapat
menembus plasenta dengan baik sehingga dianjurkan untuk pengobatan pertama.
Terapi harus dilakukan terus sampai persalinan. Bahkan setelah persalinan akan
dilakukan pemeriksaan pada bayi. Bila didapat lgM positif maka bisa dipakstikan
bayi telah terinfeksi. Meski hasilnya negatif sekalipun, tetap harus dilakukan
pemeriksaan berkala sesudahnya. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini
penularan pada bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu pengobatan
dini yang tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan
kemungkinan janin terinfeksi.
Sumber : Dari berbagai sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar